"Ku Takut Alam Bebas"

Thursday, October 13, 2016

Berawal dari dialog depan Auditorium Gekom, lalu mulai dikirim sebuah tautan menuju tulisan seorang senior, seorang pujangga, terhadap hal yang masih relevan bagiku sekarang, Comspire 2016.

Satu sentuhan di touchpad membuka mata, aku menahan waktu ku membaca dengan saksama setiap kata, karena belum pernah aku lihat sisi ini dari sang pujangga yang sehari harinya ku tarik dan ku jaili rambutnya yang kayak brokoli itu. Beberapa kali menahan tawa dan decak, karena membaca di sebelah maba- yang lagi ku susah payahi membuat PKM - K untuk limas- dan takut membuat dia hilang fokus. Waktu berlalu, aku enggan menutup jendela chrome saat aku menidurkan laptop ku (baca: sleep) dan sampailah pada waktu aku mengirimkan email tugas yang telat sekian jam ke kawan lama, jariku bergerak membaca lagi, mengurai fokusku lagi, lalu sampailah pada cerita - cerita lain, cerita cerita tentang alam bebas.

And that it strucks.. (like every little thing that strucks me so much this week)

Hidupku tidak kurang dan tidak lebih dari Depok, Jakarta, Bekasi. Tidak pernah ingin jauh jauh pergi dari jalur commuter line agar pulang ke Cakung atau Cawang bukan jadi masalah. Bergumul dengan bau polutan, bergumul dengan bau ketek bapak - bapak yang enggan bangkit dari duduk nya di sebelah kanan, bergumul dengan badan ibu ibu kegendutan yang menyesakkan badan ku yang kecil ini apabila kereta dari atau menuju Bekasi sudah bagai kaleng sarden yang isinya daging manusia kecapekan.

Bukan nya aku merindukan liburan, ya memang banyak rencana di agendakan, mulai dari jalan jalan kecil ke kebun raya bogor yang diburu buru agar teman baikku bisa pulang tepat waktu, sampai sukabumi yang penuh harapan akan rindu angin segar dan kau. Memang aku butuh jalan - jalan tapi bukan itu saja yang mau aku sesali disini.

Pencarian. Alam. Kegigihan. Aku tidak memiliki semua itu. Melihat cerita bagaimana orang - orang dikaruniakan cinta yang amat dalam untuk pendakian, peluh dan kerikil aku cemburu, dimana ya aku bisa menemukan dorongan kuat untuk hidup menikmati perjalanan seperti mereka? Kayaknya bangun pagi untuk kuliah saja malas nya setengah mati. Gigih membuka botol air kemasan aja tidak, minta bantuan siapapun yang lagi dekat dan kuat. Persistensi nol, tapi banyak obrol. Kelihatannya kuat tapi rapuh.


Hana pernah mengeluarkan becandaan tentang itu, "Kutakut alam bebas" ujarnya diikuti HAHAHA panjang dariku. Miris, melihat bagaimana itu justru jadi catchphrase paling relevan sedunia tentang aku, atau kau.

Aku bukan takut pada alam, aku hanya bukan penakluknya. Aku hanya butiran remah remah di bumi mencoba untuk bertahan semampunya, aku berharap aku bisa menikmati setiap anugrah Tuhan Yang Maha Esa, tapi mungkin duniaku bukan sebesar dunia, mungkin hanya dalam skala ombak yang mendesir dibawah matahari terik yang membuat foto terlalu terang dan tidak jadi di post di instagram, mungkin dalam balutan penginapan murah tempat main kartu bersama keluarga, mungkin dalam jalan antara teknik dan sastra yang menjadi tempat penuh tawa manusia manusia menstrim ketika sedang membicarakan kelakuan temannya, mungkin diantara taman bunga yang tidak jadi disinggahi lebih lama, mungkin diantara bilik kopi populer tengah kota, atau diantara buku - buku mahal yang jarang dijual di pasaran. Aku merana, mungkin aku tidak pantas untuk Alam. Pikirku sempit, dan rutin ku rumit. Dan Alam adalah tempat bagi mereka yang bebas.
**

Seperti perkara memiliki mu, aku tidak bisa memiliki alam. Setidaknya belum sekarang. Aku hanya bisa menikmati, mengaggumi hamparan hijau dan damai yang ia sebarkan walau hanya melalui jendela kecil layar jemari yang sarat like dan presisi.


Aku tidak bisa menyentuh kerikil pecah di kaki gunung dan menghirup dedaunan atau bunga edelweiss itu. Aku tak bisa memiliki karang putih yang kau koleksi setelah menyelami perambaian, atau merasakan hembusan angin terik matahari yang jingga semburatnya saat tenggelam.


Aku takut alam bebas, 
selayaknya aku takut pada kau


(belum seelesai)
sarahannida


You Might Also Like

0 comments

Powered by Blogger.